Jumat, 07 Oktober 2011

[HM] > Plot Ramachandran


Plot Ramachandran (juga dikenal sebagai peta Ramachandran atau diagram Ramachandran) dikembangkan oleh Gopalasamudram Narayana Ramachandran. Program yang dapat menghasilkan plot Ramachandran antara lain PROCHECK, STING, PyMOL (ekstensi DynoPlot), VMD, Sirius, dan Swiss PDB Viewer.

Plot Ramachandran digunakan untuk memvisualisasikan koordinat tiga dimensi protein yang telah ditentukan melalui eksperimen ke dalam koordinat internal. Koordinat internal terdiri dari sudut dihedral Φ (phi) sebagai sumbu x dan sudut ψ (psi) sebagai sumbu y residu asam amino dari struktur protein. Plot ini memperlihatkan konformasi yang mungkin dari sudut Φ dan ψ untuk polipeptida. Secara matematis, plot Ramachandran adalah visualisasi dari sebuah fungsi. Daerah dari fungsi ini adalah torus. Sudut Φ merupakan sudut dihedral sepanjang ikatan N-Cα, sedangkan sudut ψ merupakan sudut dihedral sepanjang ikatan Cα-C. Setiap residu asam amino mempunyai satu sudut Φ dan sudut ψ. Oleh karena itu setiap residu dapat digambarkan sebagai satu plot. Plot-plot yang menggambarkan residu asam amino pada struktur protein disebut plot Ramachandran.Plot Ramachandran terdiri dari empat kuadran dan empat daerah. Keempat daerah itu antara lain most favoured regions, additional allowed regions, generously allowed regions, dan disallowed regions. Pada plot Ramachandran, klaster yang terbentuk dari beberapa residu menunjukkan struktur sekunder yang terbentuk.

Melalui plot Ramachandran dapat diketahui suatu struktur protein mempunyai kualitas yang baik atau tidak. Caranya dengan melihat plot residu non glisin yang terletak pada wilayah sudut dihedral yang dilarang (disallowed regions). Glisin tidak mempunyai rantai samping sehingga sudut Φ dan ψ nya dapat berada pada empat kuadran dari plot Ramachandran. Suatu struktur protein dinyatakan baik jika jumlah plot residu yang terdapat pada most favoured regions lebih dari 90% dan R-factor tidak lebih dari 20%.